28 April 2010

daftar 10 gunung tertinggi di dunia

Gunung adalah tanah yang menonjol ke atas lebih tinggi daripada wilayah di sekitarnya yang terbentuk akibat adanya gerakan lempeng tektonik, gerakan epeirogenik atau gerakan orogenik. Dibandingkan dengan bukit, gunung bentuknya lebih tinggi dan lebih curam daripada bukit.

Berikut di bawah ini adalah daftar nama gunung, tinggi dan letak lokasi geografisnya :

1. Gunung everest/sagarmatha/chomolungma yang berada di negara nepal dan cina memiliki tinggi 8.848 meter.
2. Gunung godwin austen/k2/qogir yang berada di negara pakistan dan cina memiliki tinggi 8.611 meter.
3. Gunung kangchenjunga yang berada di negara nepal dan india memiliki tinggi 8.586 meter.
4. Gunung lhotse yang berada di negara nepal dan cina memiliki tinggi 8.516 meter.
5. Gunung makalu yang berada di negara nepal dan cina memiliki tinggi 8.485 meter.
6. Gunung cho oyu yang berada di negara nepal dan cina memiliki tinggi 8.188 meter.
7. Gunung dhaulagiri yang berada di negara nepal memiliki tinggi 8.167 meter.
8. Gunung manaslu yang berada di negara nepal memiliki tinggi 8.163 meter.
9. Gunung nanga parbat yang berada di negara pakistan (kashmir) memiliki tinggi 8.126 meter.
10. Gunung annapurna 1 yang berada di negara nepal memiliki tinggi 8.091 meter.

Pesan organisasi.org : Rawatlah gunung kita dengan baik jangan sampai rusak. Jika kita lalai dengan menebang hutan di gunung seenaknya akan membawa dampak seperti erosi dan tanah longsor yang menyebabkan gunung semakin pendek.

Gunung yang paling tinggi / tertinggi di Indonesia adalah gunung puncak jaya di papua dengan ketinggian mencapai 6.030 meter. Gunung berapi yang tertinggi di Indonesia adalah gunung kerinci di pulau sumatera dengan tinggi mencapai 3.805 m. Di pulau jawa gunung yang tertinggi adalah gunung semeru dengan tinggi 3.676 m. Negara kita tidak memiliki gunung tinggi di dunia karena tidak ada yang masuk 100 besar dunia.

13 April 2010

tanda - tanda tsunami

tanda-tanda tsunami adalah gerakan tanah, tsunami forerunners atau riakan air laut, tarik surutnya muka air laut, tsunami bore atau pembentukan dinding muka air di tengah laut, timbulnya suara abnormal, pengamatan visual ke arah lepas pantai, serta pengamatan melalui indera penciuman dan perasa.

Gerakan tanah, ujar dia, timbul karena penjalaran gelombang di lapisan bumi padat akibat gempa, sedangkan tsunami forerunners adalah deretan riak muka laut yang mendahului kedatangan tsunami utama.


05 April 2010

antisipasi terhadap dampak buruk perdagangan bebas ASEAN - CHINA

ANTISIPASI TERHADAP DAMPAK BURUK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CHINA


Dalam beberapa tahun ini, tampak membanjirnya barang Cina di Indonesia. Fenomena ini ternyata sudah mulai mengikis secara perlahan kebangkrutan industri lokal. Apalagi nantinya Perdagangan Bebas ASEAN-China diberlakukan di Indonesia, sangat mungkin kehancuran industri Indonesia semakin parah.

Perjanjian Free Trade Area

Pemerintah melalui Menteri Perdagangan pada tanggal 28 Februari 2009 lalu bersama sejumlah menteri Perdagangan ASEAN, Australia dan New Zaeland telah menandatangani Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru, atau AANZ-FTA (Asean, Australia, New Zealand Free Trade Area), yakni perjanjian kerjasama untuk melakukan perdagangan bebas di antara negara-negara tersebut. Sementara itu perjanjian ASEAN-China sudah akan mulai berlaku sejak bulan Januari 2010.

Bahkan Menteri Perdagangan ASEAN juga telah membahas kerangka kerja penyusunan FTA dengan Uni Eropa dan India. Pokok dari perjanjian tersebut adalah masing-masing negara akan menurunkan tarif bea masuk barang dan jasa dari negara-negara yang terlibat perjanjian menjadi nol persen dengan tahapan-tahapan yang disepakati. Pada perjanjian AANZA-FTA, sekitar 86 persen dari pos tarif Indonesia bertahap akan menjadi nol persen pada 2015, atau sekitar 13 persen tarif menjadi nol persen pada 2009. Dari Australia, 92 persen jadi nol persen pada tahun pertama. Lebih dari 70 persen pos tarif Selandia Baru juga langsung nol persen di tahun pertama. Sementara produk peternakan, seperti daging dan susu, dari kedua negara itu dinolkan pada 2017-2020.

Padahal jika dicermati perjanjian tersebut justru merugikan Indonesia. Selama ini misalnya neraca perdagangan non migas Indonesia baik dengan Australia dan New Zealand selalu negatif. Artinya tanpa perdagangan bebas pun, Indonesia lebih banyak mengimpor barang dari kedua negara tersebut. Australia selama ini dikenal sebagai pemasok utama susu daging sapi dan sejumlah bahan pangan ke Indonesia.

Jika tarif diturunkan menjadi nol persen maka dapat dipastikan ketergantungan pada impor akan semakin tinggi. Sementara industri pertanian yang kini terseok-seok akibat gempuran produk-produk impor akan semakin terpukul. Sekedar catatan hingga saat ini Indonesia mengimpor sejumlah produk pertanian antara lain: gandum sebanyak 100% dari total kebutuhan gandum dalam negeri, kedelai 61%, gula 31%, susu 70%, daging sapi 50%, garam 66,% dan kapas sebanyak 80%. China akan lebih dominan dari negara-negara ASEAN, ketika perdagangan bebas ASEAN-Cina diberlakukan 1 Januari 2010. Perdagangan bebas ASEAN-Cina akan berdampak kepada tidak seimbangnya neraca perdagangan antara Cina dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. China lebih menguasai perdagangan karena produktivitas tenaga kerja yang tinggi dan massal. Di saat bersamaan negara China agresif mendorong ekspor ke luar negeri dengan kebijakan yang bersaing. China menerapkan tarif pajak hingga nol persen. Hal ini akan menekan harga ekspor. Dengan produksi massal, biaya produksi produk-produk China rendah karena biaya per unit lebih rendah.

Produk-produk yang murah tersebut, membanjiri pasar-pasar nasional dengan harga murah. Indonesia lalu dipaksa menampilkan produk-produk yang memiliki keunggulan komperatif tertentu, seperti batik dan melakukan subsitusi impor dengan berupaya mengatasi masalah-masalah impor. Indonesia sulit menjadwal ulang perdagangan bebas ASEAN-China karena kesepakatannnya cukup lama. Tang bisa dilakukan adalah bagaimana negara-negara tersebut menghindari praktik-praktik yang tidak sehat dalam perdagangan.

Dampak Buruk Indonesia

Perdagangan bebas ASEAN-Cina per 1 Januari 2010 akan membuat banyak industri nasional gulung tikar karena kalah bersaing. Akibatnya, angka pengangguran diperkirakan melonjak. Pengusaha Indonesia yang tak mampu bersaing dengan Cina akan gulung tikar atau mengurangi kapasitas produksinya. Meski perdagangan bebas itu bisa juga berdampak signifikan pada industri nasional, karena neraca perdagangan Indonesia-Cina pernah mencatat surplus sekitar US$ 300 juta, tahun lalu Indonesia sudah mencatat defisit US$ 4 miliar. Terbesar di sektor nonmigas. Dalam jangka pendek perdagangan bebas ASEAN-Cina ini lebih banyak mengindikasikan kerugian dibanding keuntungan. Pemerintah kurang mempersiapkan industri dalam negeri bersaing imbang dengan industri di ASEAN, khususnya Cina.

Neraca perdagangan Indonesia-Cina menunjukkan defisit yang terus membesar sejak tahun lalu. Indonesia dengan kekuatan pasar domestik sebesar 230 juta penduduk merupakan target pasar yang sangat besar, yang pasti akan segera disambar industri negara tetangga. Perdagangan bebas akan mempercepat proses deindustrialisasi dan mempersempit kesempatan kerja.

Kesepakatan perdagangan bebas yang telah dilakukan sejak delapan tahun lalu itu malah akan memperburuk sektor manufaktur. Menjelang diimplementasikan bulan depan, kesepakatan itu mulai menuai masalah yang mengkhawatirkan. Celakanya, baru sepekan terakhir tujuh instansi baru mulai menghitung kemungkinan daya tahun industri manufaktur Indonesia. Dari faktor kerugian, dalam jangka pendek perdagangan bebas itu antara lain akan membuat perusahaan yang tidak efisien bangkrut. Akibat barang impor menjadi lebih murah, volume impor barang konsumsi naik sehingga menghabiskan devisa dan membuat nilai tukar rupiah menjadi sulit menguat.

Perusahaan juga cenderung akan menahan biaya produksi melalui penghematan penggunaan tenaga kerja tetap, sehingga job security tenaga kerja menjadi rapuh dan angka pengangguran diperkirakan meningkat. Dalam jangka pendek perdagangan bebas itu bisa membuat angka pengangguran membengkak lagi ke level di atas 9,5 persen jika sekitar 700 jenis produk terpaksa “hilang” karena kalah bersaing oleh produk Cina. Padahal sektor industri merupakan sektor kedua terbesar setelah pertanian dalam penyerapan tenaga kerja. Situasi ketenagakerjaan ini tampaknya akan menjadi penyakit kronis yang bisa merapuhkan fundamental ekonomi Indonesia. Perdagangan bebas akan menjadi masalah baru dalam ketenagakerjaan di Indonesia.

Dalam jangka pendek, tampaknya Indonesia akan mengalami neto negatif yang tidak hanya merugikan sektor industri dan ketenagakerjaan, tapi juga penerimaan negara dari pajak.

Antisipasi

Melihat dampak yang sangat luar biasa merugikan tersebut sebaiknya harus dilakukan antisipasi yang cepat dan menyeluruh. Langkah segera yang dapat diupayakan adalah pemerintah negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau minimal menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.

Indonesia perlu melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional. Misalnya, garmen Indonesia dibebaskan masuk ke negara lain, sementara industri makanan dibolehkan masuk. Pemerintah mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah agar industri lokal menjadi kompetitif. perbatasan provinsi. Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta adalah salah satu pintu masuk barang ke Indonesia, termasuk dari Cina dan negara Asean lainnya. Meski serbuan impor barang dari Cina diprediksi terjadi tiga bulan mendatang, pemerintah hanya bisa membendung barang impor melalui mekanisme non-tarif. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan karena negara lain juga melakukan hal sama. Memang, pengetatan pemeriksaan barang impor dalam jangka pendek bisa menahan serbuan produk Cina. Namun, pemerintah agaknya masih harus bekerja keras agar industri di Tanah Air bisa bersaing dengan produk impor yang lebih murah.

Di sisi lain, pemerintah harus menyiapkan industri domestik agar bisa lebih kompetitif dengan produk Cina serta memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan atau lainnya. Pemerintah harus memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan bebas. Pemerintah sebaiknya mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti safeguard (jaring pengaman) dan dumping, yang selama ini dinilai tak punya gigi oleh para pengusaha.

Selain itu, masalah penyelundupan harus diselesaikan agar daya saing produk Indonesia bisa tercapai. Pasalnya, di luar penurunan tarif nol, sekarang disinyalir banyak produk ilegal yang masuk. Kalau tarifnya zero, berarti sudah tidak bisa ketahuan bedanya lagi, mana yang ilegal dan legal dengan tarif zero. Tetapi secara jangka panjang langkah-langkah tersebut tidak bisa dipertahankan. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, bangsa ini tidak bisa mengelak dari kebjaksanaan global tersebut. Masyarakat Industri harus berjuang dengan keras untuk memenangkan persaingan global yang semakin mengancam. Dibutuhkan kejelian dan kreatifitas untuk dapat menembus persaingan ketat tersebut. Beberapa hal yang menjadi keemahan barang industri China adalah kualitasnya. Kelemahan ini harus dimanfaatkan oleh pelaku industri di Indonesia.

perdagangan asean china

Kerja sama perdagangan bebas ASEAN-China tidak perlu dihindari. Karena kerja sama itu justru bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun 2050. Hal ini diungkapkan oleh penulis buku "When China Rules the World" Martin Jackues di Jakarta, Selasa (26/1).

Sebelum adanya perdagangan bebas ASEAN-China atau sejak 60 tahun lalu, China-Tiongkok telah menjadi mitra dagang keempat terbesar kawasan ASEAN. Nilai ekspor ASEAN ke Tiongkok mencapai 200 miliar dolar Amerika dari total impor Tiongkok.

Bagi Indonesia, Tiongkok adalah pemasok kedua impor, mitra dagang ketiga dan pasar keempat untuk ekspor. Tidak seperti Malaysia dan Vietnam, Tiongkok adalah mitra dagang dan pemasok terbesar. Data perdagangan ASEAN-China merefleksikan peringkat Indonesia di ekspor global masih rendah dibanding beberapa negara ASEAN.

Berdasarkan data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), ekspor Singapura sebesar 338 miliar dolar Amerika, Malaysia 199 miliar dolar Amerika dan Thailand 177 miliar dolar Amerika. Sedangkan total ekspor Indonesia ke China hanya 139 miliar dolar Amerika.

Martin Jackues menguraikan pandangan dan perspektifnya tentang China hingga tahun 2050. Menurut Martin, hingga 2050 ekonomi Indonesia dapat tumbuh pesat. Selain China dan India, Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi cukup pesat di krisis global.

Mau tidak mau, CAFT harus dijalankan karena perdagangan bebas dinilai sebagai terapi kejut dan berpengaruh besar terhadap perdagangan dunia, tak terkecuali Indonesia. Namun demikian, Indonesia harus yakin dan siap menghadapi CAFTA dengan memperkuat pemerintahan yang efisien dan punya daya saing bisnis


Realistis Hadapi Perdagangan ASEAN-China

MASYARAKAT Indonesia harus belajar dari sejarah, bahwa perkembangan China dan India memberikan pengaruh besar pada perkembangan Indonesia, baik di bidang ekonomi maupun sosial-kul-tural. Perkembangan China dan India dapat paralel dengan perkembangan Indonesia, jika masyarakat bersikap realistis dan memanfaatkan peluang.

Namun, banyaknya aksi demo dan tekanan dari kalangan pengusaha industri agar pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China atau ACFTA ditunda sangat kuat, menandakan besarnya pengaruh negatif terhadap industri Indonesia. Adapun pemerintah berpendapat tetap menjalankan kesepakatan dengan berupaya menunda pelaksanaan tarif nol untuk beberapa jenis produk tertentu. Menurut pengamat ekonomi Umar Juoro, perdagangan bebas memberikan keuntungan terutama bagi konsumen dengan banyaknya macam produk dan harga yang lebih murah. Namun, menyebabkan kerugian bagi perusahaan yang produknya tidak dapat bersaing berikut pekerja yang harus menganggur karena perusahaannya kalah bersaing. Penerimaan pemerintah dari

tarif juga berkurang drastis. Jadi, tugas pemerintah ialah mendorong perusahaan yang dapat memenangi persaingan dan memberikan jalan keluar serta alternatif bagi perusahaan yang kalah bersaing dan pekerja yang menganggur.Sekalipun pemerintah menunda pelaksanaan ACFTA untuk waktu tertentu, pada akhirnya perlindungan tersebut juga harus dihilangkan sesuai kesepakatan. Jika pemerintah melanggar, konsumen dirugikan karena harus membayar produk dengan harga lebih mahal dan perekonomian tak berkembang. Selain itu, negara mitra perdagangan bebas sangat mungkin akan melakukan balasan. Karena itu, kita harus menyikapi perdagangan bebas dengan realistis.

China melihat Indonesia sebagai pemasok penting ba-han mentah dan pasar yang besar bagi produk manufaktur, apalagi ditambah dengan negara ASEAN Iain. Indonesia defisit US$3,2 miliar dalam perdagangan dengan China.Defisit ini, terutama bersumber dari perdagangan nonmigas, mencapai US$4,6 miliar.Jika kita proyeksikan ke depan, defisit ini akan membesar karena defisit perdagangan nonmigas sangat sulit tertutupi oleh surplus dari migas. Secara realistis Indonesia harus semakin meningkatkan ekspor berbasis sumber daya alam, baik pertanian maupun pertambangan, untuk mengurangi defisit perdagangan.

Ke depan kita akan melihat kian pentingnya peranan Asia dalam mendorong perekonomian dunia. Kekuatan ekonomi akan bergeser dari AS dan Eropa Barat ke Asia. China dan India akan jadi penggerak utama pertumbuhan. Indonesia juga berpotensi jadi perekonomian besar di Asia dan dunia beberapa dekade ke depan jika kita dapat memperbaiki iklim investasi dan melakukan revitalisasi industri, pertanian, dan pertambangan.Bagi Indonesia, pendekatan realistis lebih baik ditempuh daripada mencegah atau meng-hindari persaingan dengan produk China. Indonesia punya kekuatan dalam SDAdan produk-produk berbasis SDA. Bahkan, produk-produk yang bersaing langsung dengan China, seperti tekstil, garmen, dan alas kaki, tak semua jenis kalah dalam persaingan. Produk-produk tertentu tetap dapat bersaing, apalagi jika produk mempunyai keunikan.